Selasa, 14 Mei 2013

TARI TOR - TOR TANAH BATAK

Sejarah dan Makna Tari Tor-Tor

  •  
Beberapa saat lalu sempat ramai menjadi perbincangan mengenai klaim Negara Malaysia akan Tari Tor-Tor dan alat musik Gondang Sembilan. Kita tidak akan membicarakan mengenai klaim Malaysia tersebut, tapi ada baiknya kita melihat sejarah dan makna dari Tari Tor-Tor tersebut agar kita dapat lebih mengenal dan memahami Tari Tor-Tor.

Tari Tor-Tor (dan juga Gondang Sembilan) adalah kesenian yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara. Kata “Tor-Tor” berasal suara entakan kaki penari Tor-Tor diatas papan rumah adat Batak dan penari bergerak dengan iringan Gondang yang berirama mengentak. Tujuan tari Tor-Tor itu sendiri untuk upacara kematian, panen, penyembuhan dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui.

Pesan dari ritual tersebut ada 3; yaitu takut dan taat pada Tuhan, ritual untuk leluhur dan orang-orang yang masih hidup agar dihormati, dan terakhir pesan untuk khalayak ramai yang hadir ke dalam acara. Makna tarian ini juga ada tiga yakni untuk ritual, penyemangat jiwa dan sarana untuk menghibur.

Durasi Tari Tor-tor bervariasi, mulai dari tiga hingga sepuluh menit. Di tanah Batak, hal ini tergantung dari permintaan satu rombongan yang mau menyampaikan suatu hal ke rombongan lain. Dimintalah satu buah lagu pada pemusik. Jika maksud sudah tersampaikan, barulah tarian dihentikan.

Tarian ini akhirnya bertransformasi di Ibu Kota karena mulai ditampilkan di upacara perkawinan bersama dengan Gondang Sembilan tentunya. Jika sudah sampai di upacara ini, bentuknya bukan lagi ritual melainkan hiburan. Karena menjadi tontonan dan tidak semua yang hadir ikut terlibat dalam tarian tersebut.

Meski demikian, sama seperti kebudayaan di dunia ini, Tari Tor-tor juga mengalami pengaruh dari luar yaitu India. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh pengaruhnya bisa tercatat hingga ke Babilonia.

Sayangnya, keindahan budaya Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan ternoda dengan kurangnya penghargaan. Sulit mencari pihak yang mau membiayai pagelaran budaya ini, terutama di Ibu Kota. Hanya karena pejuang-pejuang seni Batak, Tari Toro-tor dan Gondang ini masih tumbuh dan terlihat keberadannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar