Rabu, 11 September 2013

BONEKA MISTIK SUKU BATAK

Boneka Mistik Sigale-gale dari Pulau Samosir

Sigale-gale di Museum Hutabolon Simanindo
Samosir-IM. Berkunjung ke Danau Toba tidak akan lengkap jika belum mendatangi Pulau Samosir. Pulau yang terletak di tengah danau ini terlihat unik, eksotis, dan memiliki daya magnet yang mampu memikat hati. Mengunjungi Pulau Samosir adalah sebuah keharusan karena bila tidak liburan ke tanah batak ini terasa hambar. Pulau Samosir memang sangat indah dan menawan hati para wisatawan.  Selain itu, bagi penggemar dunia mistik, wisata metafisika di pulau Samosir nan indah ini juga tidak kalah menariknya dibanding wisata alam fisiknya.
Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis.
Secara fisik, ada dua keajaiban yang ada pada daerah wisata ini. Pertama, Pulau Samosir merupakan Pulau di tengah Danau Toba, sedangkan Danau Toba sendiri berada di Pulau Sumatera. Oleh karena itu, Pulau Samosir terkenal dengan sebutan Pulau di dalam Pulau, yaitu Pulau Samosir di dalam Pulau Sumatera. Keajaiban kedua, Terdapat pula Danau di dalam Danau yang tepatnya terletak di Pulau Samosir. Sidihoni dan Aek Natonang, sebutan untuk Danau di dalam Danau.
Boneka Sigale-gale, begitulah sebutannya. Sebuah boneka yang selalu tampil rapi dan khas dengan balutan busana adat Batak lengkap dengan kain Ulos dan memiliki ukuran hampir sebesar manusia, adalah pemandangan yang wajar ditemukan di depan rumah tradisional warga Pulau Samosir, Sumatera Utara.
Boneka Sigale-gale akan menari saat dilantunkan musik daerah Batak, dan benang-benang yang menggerakkan tubuh Sigale-gale konon berjumlah sama dengan urat yang ada di tubuh manusia. Sigale-gale memiliki makna religius dan unsur klenik yang kental. Tarian Sigale-gale biasanya dilakukan ketika ada seorang anak yang meninggal (terutama laki-laki) atau di keluarga yang berduka karena tidak memiliki anak laki-laki. Mereka percaya arwah orang yang telah meninggal akan bersemayam didalam Sigale-gale. Seringkali Sigale-gale menari dengan sendirinya tanpa ada yang menggerakan. Boneka ini pun sering ditemukan sedang menitikkan air mata. Namun begitu, Sigale-gale memiliki nilai kasih sayang yang kental yang berkaitan dengan hubungan orangtua dan anak.
Nilai mistis lain yang terkandung dibalik keberadaan Sigale-gale adalah di pembuatannya. Setiap orang yang membuat boneka Sigale-gale harus menyerahkan seluruh jiwanya agar boneka tersebut dapat bergerak selayaknya manusia hidup. Karena itu pula-lah masyarakat Batak percaya bahwa siapapun yang membuat boneka Sigale-gale akan meninggal sebagai tumbal setelah pembuatannya terselesaikan. Untuk mencegah hal tersebut, masyarakat membuat bagian-bagian tubuh Sigale-gale secara terpisah, misalnya satu orang membuat tangan, satu orang lagi membuat kaki, lalu orang lain membuat kepala atau badan. Dengan pembuatan yang dilakukan oleh orang yang berbeda-beda, maka tidak ada yang menjadi tumbal. Unsur seram lainnya dari Sigale-gale adalah, boneka ini hanya bisa ditempatkan di peti mati, bahkan menari pun diatas peti mati. Karena sesungguhnya Sigale-gale memang diciptakan untuk mengantar kematian seseorang.
Seiring perkembangan zaman dan makin sedikitnya keberadaan Sigale-gale, maka unsur mistisnya pun mulai surut dan beralih menjadi kekayaan budaya tradisional. Sigale-gale sekarang lebih sering dipertunjukkan kepada para turis dan wisatawan yang mau melihat tarian Sigale-gale secara langsung, bukan menari di samping jenazah. Sigale-gale kini bisa menari kapanpun di depan para turis yang menginginkannya dan cukup dengan bayaran seikhlasnya. Sigale-gale akan mempertunjukkan tariannya selama kurang lebih 1 jam, dan selama itu Anda akan dibuat kagum dengan berbagai gerakannya yang detail—seperti mata yang bergerak-gerak, kepala berlenggak-lenggok, bahkan badannya mampu berjongkok dan membungkuk. Berfoto pun tak jadi masalah, apalagi dengan ukuran Sigale-gale yang memang mirip ukuran tubuh manusia meskipun tergolong agak pendek. Lagu yang diputar pun sudah tidak manual. Sekarang para dalang lebih memilih memakai rekaman kaset untuk mengiringi tarian Sigale-gale. Selain tontonan wisata, salah satu boneka Sigale-gale pun kini dijadikan sebagai benda yang dijaga dan dimuseumkan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar