Senin, 09 September 2013

KUCING EMAS KUCING PENUH MITOS

Kucing Emas Kucing Misterius Sarat Mitos

Kucing emas (Pardofelis temminckii) adalah kucing misterius dan sarat mitos dari belantara hutan sumatera. Misterus, lantaran kucing emas sangat sulit ditemukan di habitat aslinya. Pola hidupmya belum banyak diketahui dibanding jenis kucing hutan Indonesia lainnya.
Kucing emas yang misterius ini termasuk hewan langka yang dikeramatkan oleh penduduk lokal. Banyak mitos ghaib yang beredar dikalangan masyarakat lokal mengenai kucing emas ini, seperti sebagai binatang bertuah, bagian tubuhnya yang dapat dijadikan jimat, hingga menjadi penangkal teluh (santet). Mitos berkenaan kucing emas ini justru membuat kucing hutan ini semakin langka.
Kucing emas oleh beberapa penduduk lokal kadang disebut sebut sebagai ‘Harimau Kijang’, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan Asiatic Golden Cat, Golden Cat, atau Temminck’s Cat. Nama latin hewan ini adalah Pardofelis temminckii yang mempunyai sinonim Catopuma temminckii.
Kucing Emas
Kucing Emas
Diskripsi Fisik dan Perilaku. Kucing emas (Pardofelis temminckii) berukuran sedang (dua atau tiga kali kucing peliharaan). Panjang tubuh satwa ini berkisar antara 66-105 cm, dengan ekor sepanjang 40-57 cm, dan tinggi bahu 56 cm, sedangkan beratnya antara 9-16 kg.
Warna bulu kucing emas (Asiatic Golden Cat) bervariasi, mulai dari coklat keemas-emasan hingga coklat tua dan abu-abu. Pada pipinya terdapat bulu putih. Sedangkan bulu bagian perutnya berwarna lebih terang dari pada bagian punggung.
Kucing emas (Pardofelis temminckii) merupakan hewan nokturnal meskipun terkadang juga beraktifitas di siang hari. Lebih menyukai berburu dan berjalan di atas tanah ketimbang memanjat pohon, meskipun kemampuan memanjat dan berjalan di atas pohon pun sangat baik. Dengan ukurannya yang relatif besar, kucing emas mampu memangsa berbagai burung, tikus besar, reptil, kambing, rusa muda hingga anak kerbau.
Saat belum memiliki pasangan, kucing emas hidup secara soliter. Namun jika telah menemukan pasangan kucing ini terkenal memiliki kesetiaan terhadap pasangannnya. Sehingga kegiatan berburu pun dilakukan berdua.
Kucing emas (Pardofelis temminckii) terdiri atas tiga subspesies, yaitu:
  • Pardofelis temminckii temminckii (Himalaya, Asia Tenggara dan Sumatera).
  • Pardofelis temminckii dominicanorum (Cina bagian tenggara).
  • Pardofelis temminckii tristis (Cina bagian barat daya).
Daerah Sebaran, Habitat, Populasi, dan Konservasi. Kucing emas hidup tersebar di Bangladesh, Bhutan, China, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Thailand, dan Vietnam. Mendiami hutan tropis, subtropis pada daerah dataran rendah hingga berketinggian 2000 m dpl. Di Indonesia, kucing misterius yang langka ini hanya dapat ditemukan di pulau Sumatera yang antara lain di Taman Nasional Way Kambas (Lampung), Taman Nasional Batang Gadis (Sumatera Utara), dan Taman Nasional Kerinci Seblat (Jambi).
Populasinya tidak diketahui dengan pasti namun secara umum mengalami penurunan. Oleh karena itu, secara global IUCN Redlist menggolongkannya sebagai spesies Near Threatened (Hampir Terancam). Sedangkan CITES memasukkan kucing emas dalam daftar Apendix I (dilarang diperdagangkan).
Keberadaan kucing emas di Sumatera pernah dianggap tinggal mitos dan telah punah, hingga pada 1995, sebuah kamera trap di Way Kambas berhasil memotret keberadaan kucing ini kembali. Karena tidak berlebihan jika pemerintah Indonesia memasukkan kucing emas sebagai salah satu hewan yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 (tertulis sebagai Felis temmincki).
Ancaman utama bagi kucing emas ini adalah hilangnya habitat akibat kerusakan hutan selain akibat perburuan liar untuk diperdagangkan ataupun akibat mempercayai mitos ghaib yang berkembang terkait kucing ini.
Kucing Emas atau Asiatic Golden Cat
Kucing Emas atau Asiatic Golden Cat
Mitos Ghaib Kucing Emas. Mitos ghaib tentang kucing emas yang mempunyai berbagai khasiat mistik sebenarnya kurang masuk akal. Sayangnya masih ada juga berbagai kalangan yang mempercayai. Sayangnya, akibat mitos inipun kelestarian kucing emas ini di alam liar semakin terancam.
Konon, di Sumatera kucing emas termasuk salah satu satwa yang dikeramatkan dan dianggap mempunyai tuah. Bagian tubuhnya dijadikan jimat dan penangkal bala (kecelakaan) seperti bulu kumis dan kuku cakarnya yang dipercaya mampu menangkal teluh atau santet. Dagingnya, dapat membuat badan orang yang memakannya menjadi kebal terhadap benda tajam, mampu memiliki gerakan segesit kucing emas, dan tidak mudah terlihat oleh mata orang-orang normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar