Senin, 09 September 2013

CERITA HIMEA SI RAJA HUTAN

"Himea" Raja Hutan di Bukit Dendan Bengkulu

Keberadaan "Himea" di Bengkulu
         "Himea" sebutan harimau bagi masyarakat Bukit Dendan Desa Cirebon Baru, Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu adalah sosok yang paling ditakuti,  tak segelintir masyarakat desa ini yang menjadi korban keganasan sang raja hutan ini. Baru-baru ini 9-11-2011, seorang balita ditemukan tewas dengan kondisi kaki kiri terputus karena dimangsa harimau. Hal ini menunjukan komunitas harimau di Bukit Dendan Ini masih diakui keberadaannya.
         Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) Saat ini adalah hewan yang dilindungi di dunia karena keberadaannya yang hampir punah. Hutan Bengkulu adalah salah satu habitat harimau sumatera yang diperkirakan jumlahnya masih sekitar puluhan ekor. Bukit Dendan adalah salah satu saksi nyata betapa raja hutan masih sering berkeliaran menjajahkan kakinya di tanah raflesia ini.
Kisah Mistis "Himea" di Bengkulu
        “Awu,nak yo yo mang ade silek himea. Uku pacak wakteu ho tapi uyo ku bi tui. Tangen ku yo keleak ba dewek, titik yo, coa teu ini penyebab ne. Buhbet mai dokter bi perneak tapi dokter coa nam tembak, beubet mai dukun nadek dukun penyebab ne yo karno sileak himea de megong ku wakteu ho”, Penggalan cerita pak Namar kepada kami saat mengunungi kediamannya di desa Cirebon Baru Kabupaten kepahiang. Singkat ceritanya pak Namar menceritakan bahwa keberadaan harimau di Bukit Dendan ini memang masik banyak. Harimau begitu ditakuti oleh masyarakat sekitar, namun ada pula yang menjadikanya sebagai sesembahan untuk memperoleh ilmu silat.  Pak Namar adalah salah satu dari warga yang pernah menguasai ilmu silat harimau ini, ia menuturkan saat ini tangannya mengecil akibat ilmu tersebut, tak hanya itu yang lebih kejam lagi beberapa orang keluarganya telah menjadi korban keganasan harimau sebagai tumbal dari ilmu silat harimau yang dikuasainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar