MISTIK ORANG BATAK
Nah, baru2 ini ada seorang sahabat yg bertanya kepada saya, SEBERAPA
HEBAT ILMU ORG BATAK??? Tidak sulit menjawab pertanyaan ini. Hanya ilmu
org Batak YG BISA LEWAT laut, ujarku. Karena memang begitulah
kenyataanya. Mistik batak adalah Mistis yang Sungguh sulit diungkapkan
dan misterius. Dapat terbukti ketika Prof. Sorimangaraja Sitanggang menjadi Ketua Paranormal Sedunia
(dinobatkan tahun 2006 di German), di mana Voodoo sekalipun dapat
ditaklukkanya, dan mereka menjadi muridnya. Artinya, jika kita ingin
membahas mistik Batak maka kita harus berbicara tentang keterlibatan
leluhur dalam wujud roh di tengah-tengah kehidupan bangsa Batak
sekarang. Kita misalkan saja Sorimangaraja yang bisa menjalin komunikasi
dengan 25 roh nenek moyang Batak.
Ketika jawaban di atas, saya posting di account FB, semakin banyak
komentar muncul karena ketidak puasan teman-teman. Maka CATATAN kecil
inilah jawaban nya: Selamat membaca sobat-sobat ku !!!
Masyarakat Rumpun Batak, dahulu, menggunakan tulisan hanya untuk:
1. Ilmu Supranatural (Hadatuon)
2. Surat (kebanyakan bentuk surat ancaman)
3. Bagi Orang Karo, simalungun dan Angkola-Mandailing, ada ditemukan
karya Sastra berbentuk Ratapan (Orang Karo menyebutnya Bilang-Bilang,
Simalungun: Suman-Suman, Angkola-Mandailing: Andung), Karya Sastra
berbentuk ratapan ini biasa ditulis pada wadah bambu atau lidi tenun.
Prihal ilmu Supranatural (Hadatuon), dalam Pustaha Laklak bisa kita kelompokkan berbagai Ilmu-Ilmu Supranatural Batak, sbb:
1. Pangulubalang
2. Tunggal Panaluan
3. Pamunu Tanduk
4. Pamodilan/Tembak
5. Gadam
6. Pagar
7. Sarang Timah
8. Simbora
9. Songon
10. Piluk2
11. Tamba Tua
12. Dorma
13. Paranggiron
14. Porsili
15. Ambangan
16. Pamapai Ulu-ulu
17. Ramalan Perbintangan (Pormesa na Sampulu Duwa, Panggorda na Ualu,
Pehu na Pitu, Pormamis na Lima, Tajom Burik, Panei na Bolon, Porhalaan,
Ari Rojang, Ari na Pitu, Sitiga Bulan, Katika Johor, Pangarambui,dll)
18. Ramalan memakai Binatang (Aji Nangkapiring, Manuk Gantung, Aji Payung, Porbuhitan, Gorak-gorahan Sibarobat,dll)
19. Ramalan Rambu Siporhas, Panambuhi, Pormunian, Partimusan, Hariara masundung di langit, Parsopouan, Tondung, Rasiyan, dll
Banyak kita temukan ilmu untuk menyerang musuh dan santet. bisa dalam bentuk racun ataupun ilmu lainnya.
Kita contohkan saja:
PANGULUBALANG
yaitu washilah yang dijadikan hulubalang Sang Datu (Dukun) untuk menghancurkan musuh dan mahluk gaib lainnya.
Seorangg anak kecil diculik, lalu diasuh oleh si Datu. Segala maunya
dituruti asal bisa patuh. Pada saat yang ditentukan, kemudian sianak
dikorbankan, dengan cara dimasukkan kedalam mulutnya berupa cairan timah
yang mendidih. Kemudian mayatnya dipotong-potong dan dicampur dengan
beberapa ramuan dan dibiarkan membusuk. Air fermentasi yang keluar dari
mayat anak tadi disimpan didalam cawan, lalu sisanya dibakar untuk
mendapatkan abunya. Untuk memanggil Sianak yang sudah dikorbankan tadi,
disiapkanlah patung. Patung inilah yg disebut Pangulubalang. Patung ini
berfungsi untuk penolak bala, sedang datu bisa memanfaatkannya untuk
disuruh menyerang musuh, berupa santet.
TUNGGAL PANALUAN
berupa tongkat sakti yang dimiliki Datu-datu Batak, diyakini bahwa tongkat ini hidup dan bisa disuruh.
PAMUNU/PEMBUNUH TANDUK
ilmu yg berfungsi untuk menetralkan ilmu kiriman lawan. bisa juga digunakan untuk menyerang musuh. ini berupa tanduk.
PAMODILAN/TEMBAK
adalah ilmu yg digunakan untuk menembak musuh baik dengan menggunakan
senjata (bodil) maupun dengan syarat atau tabas-tabas (mantra) tanpa
menggunakan senjata.
GADAM
ilmu racun sehingga kulit musuh akan seperti penderita kusta.
PAGAR (PENOLAK BALA)
Okultisme Batak ini, dibuat dari berbagai bahan dengan waktu dan cara
pembuatannya yg sangat mengikuti prosesi ritual. Biasanya menggunakan
ayam, lalu bahan dibawa ke tempat yang dianggap keramat (sombaon,
sinumbah).
Dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk membuat ramuan Pagar ini. Ramuan
ditumbuk halus seperti pasta atau bubuk yg disimpan dalam Naga
Morsarang (tanduk kerbau yg berukir).
“Pagar hami so hona begu so hona aji ni halak”, ini contoh tabas (mantra) yang digunakan.
Penggunaan penolak bala ini, biasanya diberikan pada pasien perorangan
ataupun kolektif, seperti; Pagar Panganon (Ilmu tolak bala berupa
makanan yg wajib dimakan pasien), Pagar Sihuntion (dijunjung atau
digantung oleh perempuan hamil), Pagar ni halang ulu modom ( Digantung
didekat tempat tidur org yg sakit), Pagar Sada bagas (Tolak bala
sekeluarga), Pagar Sada huta (Ruwatan Kampung).
AZIMAT,
Dulu Orang Batak akan lebih ‘pede’ jika pakai jimat. Kontribusi Aceh,
Melayu Sumatera Timur dan Minangkabau sangat besar terhadap keberadaan
jimat bagi Orang Batak. Simbora adalah azimat asli Batak yang terbuat
dari timah hitam.
Selain itu, kita temukan juga azimat dari gigi binatang; seperti
harimau, beruang. Ada juga jimat agar tidak mempan peluru yg biasa
terbuat dari tulang kerbau yg dirajahi; azimat ini disebut Sarang Bodil
atau Sarang Tima.
SONGON/POHUNG/PILUK-PILUK
Adalah sejenis patung (gana-gana) yang diletakkan di ladang untuk melindungi dari pencuri.
“Surung ma ho Batara Pangulubalang ni pohungku, ama ni pungpung
jari-jari, ina ni pungpung jari-jari, Batara si pungpung jari. Surung
pamungpung ma jari-jari ni sitangko sinuanku onon, surung bunu”, ini
adalah mantra (tabas) Pohung agar pencuri menjadi lumpuh jari-jarinya,
bahkan mati.
Tukkot Tunggal Panaluan & Pinggan yg biasa dipergunakan leluhur
Batak untuk wadah makanan adat atau kepentingan hadatuon; memang bayak
yg sudah beralih tangan ke pihak luar. bukan itu saja, pustaha laklak jg
banyak beralih tangan kepemilikannya.
Ada cara supranatural Batak untuk mengembalikan harta leluhur.
Orang Batak sangat menghormati para leluhur; makanya dalam
sejarah-sejarah Batak, sering terjadi pengkaburan, akibat orang Batak
tidak ingin ada sebuah fase yang dianggap jelek yangg berhubungan dengan
leluhurnya.
Adong pardomuan ni halak na mangolu dohot angka na mate (Ada interaksi
antara yg hidup dengan yg sudah wafat). Orang Batak menganggap bahwa,
interaksi ini memiliki pengaruh yag besar baik bagi manusia yang hidup,
maupun bagi roh-roh orang mati.
Pada masyarakat Batak (Toba) dikenal 8 tingkat kematian. Dari yang terendah:
Pertama, Mate Tarposo (Mati dalam kandungan atau saat masih bayi).
Kedua, Mate Poso (Mati kanak-kanak dan sebelum kimpoi).
Ketiga, Mate Pupur (Mati tua tanpa pernah kimpoi).
Keempat, Mate Punu (Mati sesudah kimpoi, tidak punya anak).
Kelima, Mate Mangkar (Mati setelah ada anak yang kimpoi, tetapi belum punya cucu).
Keenam, Mate Sarimatua (Mati sudah punya cucu, tetapi masih ada anaknya yang belum kimpoi).
Ketujuh, Mate Saurmatua (Mati setelah semua anak kimpoi dan mempunyai cucu).
Kedelapan, Mate Mauli Bulung (Mati setelah cucunya sudah punya cucu lagi
dan status sosialnya baik serta tak ada seorang pun dari keturunannya
meninggal mendahuluinya). Mulai dari Mate Tarposo hingga Mate Punu dapat
dikatakan tidak dilakukan acara adat yang berarti, karena hal itu
dianggap belum lengkap kehidupan seseorang. Acara adat dilakukan dan
akan semakin besar serta memakan waktu lama dimulai dari jenis Mate
Mangkar hingga kepada Mate Mauli Bulung.
penghormatan terhadap seorang leluhur yang berada di alam baka dapat
kita lihat melalui bentuk kuburan yang ada. Bagi orang Batak (Toba),
kuburan terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Kuburan umum tempat pemakaman satu kampung (Huta).
2. Disebut “Tambak” berupa tanah yang ditinggikan di atas kuburan
seorang yang mati dalam peringkat Sarimatua/Saurmatua. Tanah yang
ditinggikan tersebut terdapat rumput manis, diletakkan secara terbalik,
bertingkat tiga, lima, tujuh. Di atas tanah yang ditinggikan itu ditanam
pohon Hariara/Beringin atau Bintatar sebagai pertanda. Dengan berbagai
variasi yang berkembang kemudian, Tambak digunakan sebagai pusara bagi
keluarga atau marga dan biasanya dibangun di kampung asal (Bona
Pasogit).
3. Tugu sebagai monumen, pembangunannya berkembang secara besar-besaran
setelah Tugu Raja Sisingamangaraja XII dibuat. Tugu biasanya dibangun
untuk persatuan marga di bona pasogit (kampung asal) dan di dalamnya
terdapat tulang belulang leluhur dengan ritual Mangokkal Holi atau
menggali dan memindahkan tulang belulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar