Senin, 09 September 2013

MENGUNGKAP SOSOK MISTERIUS HARIMAU JAWA

Harimau Jawa

Hingga pertengahan abad ke-19, Pulau Jawa masih menyisakan rona alam yang indah nan mistis. Rangkaian gunung berapi berselimut kabut tipis tampak kukuh berjajar nun jauh di batas cakrawala. Hutan belantara yang lebat dan padang rumput yang luas mendominasi suasana alam liar kala itu. Berbagai macam satwa liar seperti rusa, banteng, lutung dan elang masih dapat ditemukan dengan mudah.
Sekelompok pria berbadan tegap tampak menunggang kuda dan berpencar mengelilingi sebuah padang rerumputan yang tinggi. Dari pakaian yang disandangnya, jelas terlihat bahwa mereka bukanlah orang-orang “biasa”. Dengan sigap, mereka mengendalikan kuda tunggangan, mengikuti sekelompok anjing pemburu yang berlari sembari mengendus jejak di tanah yang masih basah oleh embun pagi. Wajah mereka terlihat sangat tegang dan penuh kewaspadaan.
Dengan sangat tiba-tiba, diiringi salakan anjing pemburu yang nyaring bersahutan, melompatlah sesosok makhluk dari balik rerumputan yang tinggi, menyerang dan menerkam para penunggang kuda yang duduk di atas pelana dengan sebilah keris terhunus. Tanpa disadari,  salah seorang di antara pemburu telah jatuh terduduk dengan luka menganga. Tubuh orang itu bersimbah darah, diterkam sang Raja Rimba yang mengamuk buas !.
Sepenggal “moment” dramatis tersebut, diabadikan dengan indah oleh maestro pelukis pertama nusantara, Raden Saleh. Lukisan cat minyak di atas kanvas itu dengan jelas menggambarkan satu sosok Harimau Jawa, salah satu karnivora besar terlangka yang keberadaannya hingga kini masih menjadi misteri.

Gambar 1. Salah satu lukisan terkenal karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1811-1880) “berburu”. Lukisan cat minyak di atas kanvas ini menggambarkan perburuan Harimau Jawa di sekitar pertengahan abad ke-19, suatu saat dimana kucing besar ini masih dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Pulau Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar